Struggle that you do today is the single way to build a better future.

“Optimism is the faith that leads to achievement”

Brave to speak English

“If we never try, we will never know”

Do your best at every opportunity that you have

“The best preparation for tomorrow is doing your best today.”

 

Koneksi Antar materi modul 3.1.a.9

Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

Filosofi Pratap Triloka yang dikembangkan oleh Kihadjar dewantara memiliki pengaruh terhadap sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran. Seperti yang kita ketahui bahwa Pratap Triloka tersebut dikenal dengan semboyan Ing ngarso sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tut Wuri handayani yang memiliki makna bahwa seorang pendidik ketika berada didepan harus memberi teladan,ketika berada ditengah membangun motivasi,dan ketika berada dibelakang memberikan dukungan.Ketiga semboyan tersebut sangat  kontekstual dengan  situasi  sekarang ini.bahkan tetap ada meskipun zaman berganti. Oleh karena itu semboyan tersebut dijadikan sebagai semboyan pendidikan nasional. Sebelum mengambil sebuah keputusan, Seorang pemimpin pembelajaran harus harus mendasarkan keputusannya pada tahapan tahapan pengambilan keputusan yaitu dengan mempertimbangkan aspek Dilema etika dan bujukan moral,Paradigma dilema etika, prinsip pengambilan keputusan dan langka pengambilan dan pengujian keputusan.  Seorang pemimpin yang menerapkan tahapan tahapan pengambilan keputusan tersebut maka dapat diyakini bahawa keputusan yang diambil adalah keputusan yang berpihak pada murid.yang artinya memenuhi filosofi atau semboyan Pratap triloka.

Di dalam diri setiap orang tertanam nilai-nilai kebajikan yang berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang diambil dalam pengambilan suatu keputusan. Nilai nilai kebajikan ini akan berfungsi sebagai suara hati didalam mempertimbangkan prinsip prinsip pengambilan keputusan.

Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

Lewat dukungan fasilitator dan pendamping dalam kegiatan coaching membantu saya dalam pengujian keputusan yang efektif dan berpihak pada murid 

Budaya Positif

 BUDAYA POSITIF SEKOLAH

Oleh: Frengki Dermus Linthin, S.Pd
CGP Angkatan 4 Tana Toraja



Untuk membangun budaya yang positif, sekolah perlu menyediakan lingkungan yang positif, aman, dan nyaman agar murid-murid mampu berpikir, bertindak, dan mencipta dengan merdeka, mandiri, dan bertanggung jawab. Salah satu strategi yang perlu ditinjau ulang adalah bentuk disiplin yang dijalankan selama ini di sekolah-sekolah kita. Lazimnya disiplin dikaitkan dengan kontrol. Dalam hal ini kontrol guru dalam menghadapi murid. Di bawah ini adalah paparan Dr. William Glasser dalam Control Theory, untuk meluruskan berapa miskonsepsi tentang kontrol

Ilusi guru mengontrol murid.

 Pada dasarnya kita tidak dapat memaksa murid untuk berbuat sesuatu jikalau murid tersebut memilih untuk tidak melakukannya. Walaupun tampaknya kita sedang mengontrol perilaku murid tersebut, hal ini karena murid tersebut sedang mengizinkan dirinya dikontrol. Saat itu bentuk kontrol guru menjadi kebutuhan dasar yang dipilih murid tersebut. Teori Kontrol menyatakan bahwa semua perilaku memiliki tujuan, bahkan terhadap perilaku yang tidak disukai.

Ilusi bahwa semua penguatan positif efektif dan bermanfaat.

Penguatan positif atau bujukan adalah bentuk-bentuk kontrol. Segala usaha untuk mempengaruhi murid agar mengulangi suatu perilaku tertentu, adalah suatu usaha untuk mengontrol murid tersebut. Dalam jangka waktu tertentu, kemungkinan murid tersebut akan menyadarinya dan mencoba untuk menolak bujukan kita, atau bisa jadi murid tersebut menjadi tergantung pada pendapat sang guru untuk berusaha. •

 Ilusi bahwa kritik dan membuat orang merasa bersalah dapat menguatkan karakter.

Menggunakan kritik dan rasa bersalah untuk mengontrol murid menuju pada identitas gagal. Mereka belajar untuk merasa buruk tentang diri mereka. Mereka mengembangkan dialog diri yang negatif. Kadang kala sulit bagi guru untuk mengidentifikasi bahwa mereka melakukan perilaku ini, karena seringkali guru cukup menggunakan suara halus untuk menyampaikan pesan negatif. •

Ilusi bahwa orang dewasa memiliki hak untuk memaksa.

Banyak orang dewasa yang percaya bahwa mereka memiliki tanggung jawab untuk membuat murid-murid berbuat hal-hal tertentu. Apapun yang dilakukan dapat diterima, selama ada sebuah kemajuan berdasarkan sebuah pengukuran kinerja. Pada saat itu pula, orang dewasa akan menyadari bahwa perilaku memaksa tidak akan efektif untuk jangka waktu panjang, dan sebuah hubungan permusuhan akan terbentuk.

 

Ki Hajar menyatakan bahwa untuk mencapai kemerdekaan atau dalam konteks pendidikan kita saat ini, untuk menciptakan murid yang merdeka, syarat utamanya adalah harus ada disiplin yang kuat. Disiplin yang dimaksud adalah disiplin diri, yang memiliki motivasi internal. Jika kita tidak memiliki motivasi internal, maka kita memerlukan pihak lain untuk mendisiplinkan kita atau motivasi eksternal, karena berasal dari luar, bukan dari dalam diri kita sendiri.

 

Keyakinan kelas

Untuk terbentuknya budaya positif pertama-tama perlu diciptakan dan disepakati keyakinan-keyakinan atau prinsip-prinsip dasar bersama di antara para warga kelas. Penyatuan pemikiran untuk mendapatkan nilai-nilai kebajikan serta visi sekolah  diturunkan di kelas-kelas menjadi keyakinan kelas yang disepakati bersama.

Prosedur Pembentukan Keyakinan Kelas:

1.       Mempersilakan murid-murid di kelas untuk bercurah pendapat tentang peraturan yang perlu disepakati di kelas.

2.       Mencatat semua masukan-masukan para murid di papan tulis atau di kertas besar (kertas ukuran poster), di mana semua anggota kelas bisa melihat hasil curah pendapat.

3.       Susunlah keyakinan kelas sesuai prosedur ‘Pembentukan Keyakinan Kelas’. Gantilah kalimat-kalimat dalam bentuk negatif menjadi positif.

Contoh

Kalimat negatif : Jangan berlari di kelas atau koridor.

Kalimat positif: Berjalanlah di kelas atau koridor.

4.       Tinjau kembali daftar curah pendapat yang sudah dicatat. Anda mungkin akan mendapati bahwa pernyataan yang tertulis di sana masih banyak yang berupa peraturan-peraturan. Selanjutnya, ajak murid-murid untuk menemukan nilai kebajikan atau keyakinan yang menjadi inti dari peraturan tersebut. Contoh: Berjalan di kelas, Dengarkan Guru, Datanglah tepat waktu bisa disarikan menjadi 1 Keyakinan, yaitu keyakinan untuk Saling Menghormati atau nilai kebajikan Hormat. Keyakinan inilah yang dijadikan daftar untuk disepakati. Kegiatan ini juga merupakan peralihan dari bentuk peraturan ke keyakinan kelas.

5.       Tinjau ulang Keyakinan Kelas secara bersama-sama. Seharusnya setelah beberapa peraturan telah disatukan menjadi beberapa keyakinan maka jumlah butir pernyataan keyakinan akan berkurang. Sebaiknya keyakinan kelas tidak terlalu banyak, bisa berkisar antara 3-7 prinsip/keyakinan. Bilamana terlalu banyak, maka warga kelas akan sulit mengingatnya.

6.       Setelah keyakinan kelas selesai dibuat, maka semua warga kelas dipersilakan meninjau ulang, dan menyetujuinya dengan menandatangani keyakinan kelas tersebut, termasuk guru dan semua murid. 7. Keyakinan Kelas selanjutnya bisa dilekatkan di dinding kelas di tempat yang mudah dilihat semua warga kelas.

 

Hukuman, Sanksi, Restitusi

 

Dalam menjalankan peraturan ataupun keyakinan kelas, bilamana ada suatu pelanggaran, tentunya sesuatu harus terjadi. Untuk itu kita perlu meninjau ulang penerapan penegakan peraturan atau keyakinan kelas kita selama ini. Penerapan terhadap suatu pelanggaran bisa dalam bentuk hukuman atau sanksi, atau berupa Restitusi. Namun sebelum kita melangkah kepada penerapan Restitusi, kita perlu bertanya adakah perbedaan antara hukuman dan Sanksi? Bila sama, di mana persamaannya? Bila berbeda, bagaimana perbedaannya? Perlu ditambahkan bahwa bentuk sanksi untuk lingkungan pendidikan disesuaikan menjadi konsekuensi. Pemahaman konsekuensi adalah bahwa dalam setiap tindakan atau perbuatan, pasti akan berkonsekuensi, baik atau kurang baik.

 

hukuman bersifat tidak terencana atau tiba-tiba. Anak atau murid tidak tahu apa yang akan terjadi, dan tidak dilibatkan. Hukuman bersifat satu arah, dari pihak guru yang memberikan, dan murid hanya menerima suatu hukuman tanpa suatu diskusi atau pengarahan dari pihak guru, baik sebelum atau sesudahnya. Hukuman yang diberikan bisa berupa fisik maupun verbal dan murid disakiti oleh suatu perbuatan atau kata-kata.

Sementara disiplin dengan bentuk sanksi atau konsekuensi, sudah terencana atau sudah disepakati. Sudah dibahas dan disetujui oleh murid dan guru. Biasanya pembentukan sanksi atau konsekuensi dibentuk oleh pihak guru (sekolah), dan murid sudah mengetahui sanksi/konsekuensi yang akan diterima. Pada sanksi/konsekuensi, murid tetap dibuat tidak nyaman untuk jangka waktu pendek. Konsekuensi atau sanksi biasanya diberikan berdasarkan suatu pengukuran, misalnya: setelah 3 kali ditegur di kelas oleh guru karena tugasnya belum selesai, atau mengobrol, maka murid akan kehilangan waktu bermain, dan harus menyelesaikan tugas karena ketertinggalannya. Peraturan ini sudah diketahui oleh murid dan diketahui sebelumnya. Guru senantiasa perlu memonitor murid.

Alfie Kohn (Punished by Rewards, 1993, Wawancara ASCD Annual Conference, Maret 1995) mengemukakan baik penghargaan maupun hukuman, adalah cara-cara mengontrol perilaku seseorang yang menghancurkan potensi untuk pembelajaran yang sesungguhnya. Menurut Kohn, secara ideal tindakan belajar itu sendiri adalah penghargaan sesungguhnya. Kohn selanjutnya juga mengemukakan beberapa alasan mengapa penghargaan justru sama seperti menghukum seseorang.

1.       pengaruh Jangka Pendek dan Jangka Panjang

2.       Penghargaan Tidak Efektif.

3.       Penghargaan Merusak Hubungan

4.       Penghargaan Mengurangi Ketepatan

5.       Penghargaan Menghukum

Kebutuhan Dasar Manusia

1.       kebutuhan Bertahan Hidup

2.       Cinta dan kasih sayang (Kebutuhan untuk Diterima)

3.       Penguasaan (Kebutuhan Pengakuan atas Kemampuan)

4.       Kebebasan (Kebutuhan Akan Pilihan)

5.       Kesenangan (Kebutuhan untuk merasa senang)

 

Posissi Kontrol

1.       Penghukum:

Seorang penghukum bisa menggunakan hukuman fisik maupun verbal. Orang-orang yang menjalankan posisi penghukum, senantiasa mengatakan bahwa sekolah memerlukan sistem atau alat yang dapat lebih menekan muridmurid lebih dalam lagi

2.       Pembuat Orang Merasa Bersalah:

pada posisi ini biasanya guru akan bersuara lebih lembut. Pembuat orang merasa bersalah akan menggunakan keheningan yang membuat orang lain merasa tidak nyaman, bersalah, atau rendah diri.

3.       Teman:

Guru pada posisi ini tidak akan menyakiti murid, namun akan tetap berupaya mengontrol murid melalui persuasi. Posisi teman pada guru bisa negatif ataupun positif. Positif di sini berupa hubungan baik yang terjalin antara guru dan murid. Guru di posisi teman menggunakan hubungan baik dan humor untuk mempengaruhi seseorang.

4.       Monitor/Pemantau:

Memonitor berarti mengawasi. Pada saat kita mengawasi, kita bertanggung jawab atas perilaku orang-orang yang kita awasi. Posisi pemantau berdasarkan pada peraturan-peraturan dan konsekuensi. Dengan menggunakan sanksi/konsekuensi, kita dapat memisahkan hubungan pribadi kita dengan murid, sebagai seseorang yang menjalankan posisi pemantau.

5.       Manajer: Posisi terakhir, Manajer, adalah posisi mentor di mana guru berbuat sesuatu bersama dengan murid, mempersilakan murid mempertanggungjawabkan perilakunya, mendukung murid agar dapat menemukan solusi atas permasalahannya sendiri

Segitiga Restitusi

Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004)

Restitusi juga adalah proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari solusi untuk masalah, dan membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang mereka inginkan, dan bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain (Chelsom Gossen, 1996).

Restitusi membantu murid menjadi lebih memiliki tujuan, disiplin positif, dan memulihkan dirinya setelah berbuat salah. Penekanannya bukanlah pada bagaimana berperilaku untuk menyenangkan orang lain atau menghindari ketidaknyamanan, namun tujuannya adalah menjadi orang yang menghargai nilai-nilai kebajikan yang mereka percayai. Sebelumnya kita telah belajar tentang teori kontrol bahwa pada dasarnya, kita memiliki motivasi intrinsik.

Melalui restitusi, ketika murid berbuat salah, guru akan menanggapi dengan cara yang memungkinkan murid untuk membuat evaluasi internal tentang apa yang dapat mereka lakukan untuk memperbaiki kesalahan mereka dan mendapatkan kembali harga dirinya. Restitusi menguntungkan korban, tetapi juga menguntungkan orang yang telah berbuat salah. Ini sesuai dengan prinsip dari teori kontrol William Glasser tentang solusi menang-menang

Di bawah ini adalah ciri-ciri restitusi yang membedakannya dengan program disiplin lainnya

  • 1.       Restitusi bukan untuk menebus kesalahan, namun untuk belajar dari kesalahan
  • 2.       Restitusi memperbaiki hubungan
  • 3.       Restitusi adalah tawaran, bukan paksaan
  • 4.       Restitusi menuntun untuk melihat ke dalam diri
  • 5.       Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan
  • 6.       Restitusi fokus pada karakter bukan tindakan
  • 7.       Restitusi menguatkan
  • 8.       Restitusi fokus pada solusi
  • 9.       Restitusi mengembalikan murid yang berbuat salah pada kelompoknya

Diane Gossen dalam bukunya Restitution; Restructuring School Discipline, 2001 telah merancang sebuah tahapan untuk memudahkan para guru dan orangtua dalam melakukan proses untuk menyiapkan anaknya untuk melakukan restitusi, bernama segitiga restitusi/restitution triangle. Proses ini meliputi tiga tahap dan setiap tahapnya berdasarkan pada prinsip penting dari Teori Kontrol.

Tahapan Restitusi:

  • Menstabilkan indentitas
  • Validasi tindakan yang sala
  • Menanyakan keyakinan





JURNAL REFLEKSI MINGGU KE 3

 


JURNAL REFLEKSI MINGGU KE 3

Oleh : FrengkiDermus Linthin, SPd 

CGP Angkatan 4 Tana Toraja


Connection

Kami sangat terbantu dengan sejumlah materi dan rangkaian kegiatan yang ada di LMS.Kegiatanya  sangat membantu kami dalam mengekplorasi  sumber daya sumberdaya yang ada di Lingkungan sekolah maupun yang ada pada diri kami dalam melaksanakan peran kami sebagai calon guru penggera

Challenge

Ada sebagian kecil pratik yang saya jalankan  selama ini yang  sedikit berbeda dengan  materi dalam program guru penggerak ini yakni ide tentang peran guru penggerak yang diharapkan dapat menggerakkan komunitas praktisi  dan juga sebagai pendorong kolaborasi guru. Selama ini saya cenderung  jalan sendiri sendiri ketika melaksanakan tugas pembelajaran di sekolah. Saya jarang mengajak rekan untuk berkolaborasi.Dan  hal yang belum perna saya lakukan adalah menggerakkan komunitas praktisi.Karena menurut saya hal tersebut membutuhkan skill kepemimpinan yang baik.

Concept 

Ada beberapa Konsep  utama yang saya pelajari yang menurut saya penting dimiliki selama menjadi calon  guru penggerak atau bahkan setela menjadi guru penggerak  antara lain 1.Peran sebgai pemimpin pembelajaran 2.Menggerakkan komunitas Praktisi 3.Menjadi Coach bagi guru lain 4.mampumendorong kolaborasi antar guru 5.Mampu menyujudkan kepemimpinan murid 6.Mampu mewujudkan profilpelajar pancasila

Change

 Ada beberapa perubahan yang ingin saya lakukan setelah mendapatkan materi ini antara lain:

1.akan mendorong kolaborasi antar guru di sekolah 

2.Menerapkan  nilai nilai guru penggerak dalam mewujudkan profil pelajar pancasila




Koneksi antara Materi- Kesimpulan dan reflexi Pemikiran Kihadjar Dewantara (modul 1.1a9)

Koneksi antara Materi- Kesimpulan dan reflexi Pemikiran Kihadjar Dewantara

Oleh : Frengki Dermus Linthin, S.Pd
SMP NEGERI 6 MAKALE

Fakta tentang Murid dan Pembelajaran Sebelum Mempelajari Filosofi Kihadjar Dewantara
    a. Masih ada beberapa mata pelajaran yang menjadi momok menakutkan bagi murid
    b. Sebagian besar Murid menjadikan Nilai sebagai Motivasi utama dalam belajar              
    c. Pembelajaran lebih dominan ke aspek kognitif siswa
    d. Minat dan bakat siswa tidak terakomodir secara maksimal
    e. Terjadi kesenjangan pengetahuan didalam kelas antara siswa yang dianggap mampu/tidak mampu                 secara kognitif.
    f. Masih terdapat beberapa murid yang suka membuly sesama murid

Kesimpulan Mengenai Pemikiran/filosofi Kihadjar Dewantara.
    Menurut Kihadjar Dewantara (KHD) Pendidikan itu adalah pembentuk sebuah kebudayaan dan juga merupakan sebuah perubahan. dalam perubahan itu pendidikan hendaknya memperhatikan Kodrat alam anak serta kodrat Zaman. Selain itu KHD juga menekankan supaya pendidikan hendaknya menuntun anak sesuai dengan kodrat mereka,memerdekakan anak,Berpihak pada anak,menganggap anak bukan sebagai kertas kosong tetapi kertas yang berisi tulisan yang samar-sama dimana tugas guru adalah menebalkan tulisan samar-samar tersebut. Selai dari hal tersebut diatas, KHD juga menekankan agar didalam pendidikan itu ada budi pekerti.

Reflexi dari Pengetahuan dan Pengalaman baru 
    Dengan mempelajari filosofi KHD ini kita dapat selalu mengevaluasi proses pembelajaran yang kita lakukan selama ini.Menurut saya ada beberapa perubahan yang saya alami ketika mempelajari filosofi KHD tersebut.
Sala satu diantaranya adalah perubahan pada gaya komunikasi terhadap anak,saya sudah mulai menggunakan bahasa yang lebih memotivasi anak. Perubahan yang kedua yang saya alami yaitu perubahan didalam pembelajaran dimana saya sudah tidak terlalu memaksa anak untuk menguasai materi sesuai dengan keinginan saya.

Proses pembelajaran yang mencerminkan Pemikiran KHD yang sesuai dengan konteks lokal sosial Budaya.
    Menurut saya,mengintekrasikan muatan lokal yang sesuai dengan kearifan lokal kedalam mata pelajaran tertentu merupakan proses pembelajaran yang mencerminkan pemikiran KHD. Sebagai sala satu contoh  di daerah saya, murid sangat pandai dalam memasak masakan tradisional Toraja,maka ini dapat dijadikan sebagai sala satu bidang dalam muatan lokal yang dapat dimasukkan kedalam mata pelajaran bahasa inggris dalam topic "prosedur text". Didalam aplikasinya, para murid mempelajari keterampilan memasaknya lewat muatan lokal sebaliknya dalam bahasa inggris murid mempelajari bahasa inggris dari semua hal yang berkaitan dari keterampilan memasak tersebut, mulai dari pemilhan bahan sampai pada langkah langkah atau prosedur dalam memasak masakan tersebut.
    


Recount text



 Pengertian dan tujuan Teks Recount

Teks Recount adalah teks yang menceritakan peristiwa, kegiatan dan pengalaman di masa lampau untuk tujuan menghibur atau menginformasikan pembaca.


Struktur Recount text

Orientation: Berisi tentang tokoh, tempat, waktu peristiwa yang terjadi.

Events: Berisi tentang rangkaian/kronologis peristiwa dan pengalaman yang terjadi.

Reorientation: Berisi penutup, rangkuman atau pendapat penulis mengenai peristiwa yang diceritakan.


Ciri-ciri Kebahasaan:

-      Menggunakan Past tense(Simple past, past continuous, Past perfect tense)

-      Menggunakan kata hubung(conjunction) seperti: then, before, after, etc.


Contoh Recount text:

Last week, my father went to Bali for a business. He asked us to enjoy staying in the hotel and playing on the beach while he was having his business meeting. We stayed in a hotel near a beach. When we arrived in the hotel, my father talked to the receptionist to get a room. The clerk at the receptionist desk gave my father the key of my room and porter carried our bag along the corridor to our room.

We got a big room on the third floor. The room over looked the sea. From our room we could see waves breaking over the rocks. The beach was not crowded at that time. We saw children digging in the sand looking for the sea-shells. Some boys were kicking a ball. Some groups of people were sitting in the desk chairs, lying on the sand under brightly colored umbrella.

We didn’t waste much time in our room. We went to the beach to swim to play ball, to dig in sand to look for sea-shell, and to lie under the sun. we really enjoyed the activity.


Terjemahan

Minggu lalu, ayah saya pergi ke Bali untuk berbisnis. Dia meminta kami untuk menikmati menginap di hotel dan bermain di pantai saat dia sedang mengadakan pertemuan bisnis. Kami menginap di hotel dekat pantai. Ketika kami sampai di hotel, ayah  berbicara dengan resepsionis untuk mendapatkan kamar. Petugas di meja resepsionis memberi ayah kunci kamar saya dan porter membawa tas kami di sepanjang koridor ke kamar kami.

Kami mendapat kamar besar di lantai tiga. Kamar menghadap ke laut. Dari kamar, kami bisa melihat ombak memecah bebatuan. Pantai saat itu tidak ramai. Kami melihat anak-anak menggali pasir mencari kerang laut. Beberapa anak laki-laki sedang menendang bola. Beberapa kelompok orang sedang duduk di kursi meja, berbaring di pasir di bawah payung berwarna cerah.

Kami tidak membuang banyak waktu di kamar kami. Kami pergi ke pantai untuk berenang untuk bermain bola, menggali pasir untuk mencari kerang laut, dan berbaring di bawah matahari. kami sangat menikmati aktivitas tersebut.


Dari teks recount di atas kita dapat mengidentifikasi Generic structure/struktur teks tersebut.

Paragraf pertama  merupakan orientation

Sebagian paragraph pertama dan Paragraf kedua dan sebagian paragraph ketiga merupakan events atau rangkaian peristiwa yang terjadi

Paragraf ketiga, kalimat terakhir merupakan reorientation


Assignment/Tugas:

 Read the teks on the above and answer the questions

1. When did the writer’s father go to Bali ?

2. Where did the stay?/

3. What did the see from the room ?

4. What did they do in the beach? 


THE DEGREE OF COMPARISON

 

(TINGKAT PERBANDINGAN)


The degree of comparison digunakan untuk membandingkan dua benda/manusia.
1. POSITIVE DEGREE
Positive Degree digunankan  Untuk membandingkan dua benda yang setara atau berada di level yang sama atau sebanding.
a. Bentuk 1 ( as…..as) for quality adjectives

Example:
Nadia is as beautiful as Olivia. (nadia sama cantiknya dengan Olivia).
Your handphone is as expensive as mine. (HPmu sama mahalnya dengan Hpku)
I’m as tall as him. (Saya sama tingginya dengan dia.)
I want to be as strong as my father. (Saya ingin menjadi sekuat ayah saya.)
2. COMPARATIVE ( tingkat Lebi....)
Comparative degree digunakan untuk membandingkan sesuatu yang memiliki sifat lebih dibanding hal lainnya. Dalam comparative degree, kata sifat atau keterangan ditambahkan -er di belakangnya atau more di depannya. 
Imbuhan -er digunakan untuk kata dengan dua suku kata. Misalnya, happy berubah menjadi happier atau big menjadi bigger. Sementara untuk kata dengan lebih dari dua suku kata, gunakan more. Misalnya, beautiful menjadi more beautiful atau expensive menjadi more expensive. Setelah kata sifat atau kata keterangan, tambahkan kata than yang artinya ‘daripada’)
.....is + more/ Adjective + er +  than + ....
Nadia is more beautiful than Olivia/Nadia lebih cantik dari pada Olivia
Your handphone is more expensive than mine/handphone mu lebi mahal daripada handphone ku
My father is older than my mother/Ayahku lebi tua dari pada  ibuku
The blue house is smaller than the red house. (Rumah biru lebih kecil daripada rumah merah.)
This sofa is more comfortable than that chair. (Sofa ini lebih nyaman daripada bangku itu.)
3. SUPERLATIVE FORMS ( tingkatan paling )
Disebut ‘super’ karena superlative degree digunakan untuk menunjukkan hal yang ‘paling’ di antara hal lainnya. Superlative degree digunakan saat membicarakan 3 hal atau lebih
S + is + the + Most / adjective + est + .....
Nadia is the most beautiful girl in her village/ Nadia adalah gadis yang paling cantik di desanya
Your handphone is the most expensive phone in this city /handphone yang paling mahal dikota ini
My father is the oldest man at my home/ayahku laki2 yang paling tua di rumahku
Amanda is the smartest student in her class. (Amanda adalah murid terpandai di kelasnya.)


Present Tense

 



Simple present tense digunakan untuk menyatakan peristiwa atau kegiatan yang berlangsung diwaktu sekarang.

Pola Kalimat :

S + V1 + O + Complement Kalimat Afirmatif Positif

                             S +do/does + not +V1 +O + Complement Kalimat afirmatif negative

                              Do/does +S + V1 +O+ Complement ↔ Kalimat interrogative

   
I   
do
   
You   
   
We   
   
They   
   
She   
does
   
He   
   
it   

 

 Kegunaan Present tense:

1.       Meyatakan kebiasaan

a.       Jani ussually drinks a cup of coffee before go to school/Jani biasanya minum kopi sebelum ke Sekolah

b.       Tato’ does not like to receive gifts on his birthday/ Tato’ tidak suka menerima kado pada saat ulang tahunnya

2.       Meyatakan tindakan atau peristiwa yang berulang

a.       My wife cooks for breakfast everynight/istriku memasak sarapan setiap pagi

b.       I watch film every Saturday/saya menonton film setiap sabtu

3.       Menyatakan kebenaran umum.

a.       Elephants are the heaviest land animal/Gaja merupakan binatang darat yang paling besar

b.       The sun rises from the east/matahari terbit dari timur

4.       Memberikan perintah atau arahan

a.       Clean the board/bersikan papan tulisnya

b.       Stay away from me/ menjauhlah dariku

5.       Menyatakan suatu yang telah direncanakan

a.       The next event start on Sunday/Agenda berikutnya dimulai pada hari minggu

b.       Jeremy invite us for his 1st birthday/Jeremy mengundang kita semua pada hari ulang tahun pertamnya

REPORT TEXT

 

REPORT TEXT

Report text juga dikenal dengan informational report, yang secara bahasa memiliki fungsi untuk memberikan informasi tentang suatu peristiwa atau situasi, setelah diadakannya investigasi dan melalui berbagai pertimbangan. Intinya, di dalam report text biasanya berisikan fakta-fakta yang dapat dibuktikan secara ilmiah.

A. Ciri-Ciri Report Text

§  Berisi fakta-fakta ilmiah

§  Judul teks terlihat lebih umum

§  Menggunakan Simple Present Tense

 

B.   Tujuan Komunikatif

§  Setiap tulisan pastilah memiliki tujuan mengapa tulisan tersebut ditulis. Tujuan komunikatif dari report text adalah menyampaikan informasi tentang sesuatu secara apa adanya sebagai hasil pengamatan sistematis atau analisis. Informasi yang dideskripsikan dapat meliputi gejala alami, lingkungan, gejala sosial atau benda buatan manusia.

 

C. Struktur Teks

Seperti halnya dengan descriptive textreport text hanya memiliki dua struktur umum, yaitu :

1. General Classification

Bagian ini berisikan pernyataan umum yang menjelaskan keterangan subjek laporan, keterangan dan klasifikasinya.

2. Description

Bagian kedua dari report text ini umumnya memberikan gambaran fenomena atau situasi yang terjadi, baik bagian-bagiannya, sifat, kebiasaan ataupun tingkah lakunya. Pada intinya, bagian ini menjabarkan klasifikasi yang disajikan secara ilmiah.

Contoh Report Text

SKIN

Skin is the outer layer of the body. In human being, it is the largest organ of the system that covers our body. Our skin has a function to protect our body from infection and extreme temperatures, maintain fluid balance, and synthesize vitamin D for our personal needs.

Skin has three main layers, which are Epidermis, Dermis, and Hypodermis that have their respective tasks and need each other. The Epidermis layer is the outermost layer of the skin. This layer does not contain blood vessels, and is formed from Merkel cells, keratinocytes, with melanocytes and Langerhans cells. Under the Epidermis layer, there is Dermis layer. This layer contains hair follicles, sweat glands, sebaceous glands, apocrine glands, lymphatic vessels and blood vessels. This layer is connected to the Epidermis layer with the basement membrane. Structurally, this layer is divided into two regions, which are the region next to the epidermis called the Papillary region, and the thick inner region that is known as the Reticular region. Furthermore, there is Hypodermis layer which located below the Dermis layer. This layer is known as Subcutaneous tissue. Hypodermis serves to attach the skin to the underlying bone and muscle and supply them with blood vessels and nerves. The combination of these three main layers has an average thickness of 1 mm.


 Terjemahan 

KULIT

Kulit merupakan lapisan luar dari tubuh. Pada manusia, itu adalah organ terbesar dari sistem yang menutupi tubuh. Kulit kita memiliki fungsi untuk melindungi tubuh kita dari infeksi dan temperatur yang ekstrim, menjaga keimbangan cairan, dan mensistetiskan vitamin D untuk keperluan pribadi kita. 

Kulit terdiri dari tiga lapisan utama, yaitu Epidermis, Dermis, dan Hipodermis yang mempunyai tugas masing-masing dan saling membutuhkan. Lapisan Epidermis adalah lapisan terluar dari kulit. Lapisan ini tidak mengandung pembuluh darah, dan terbentuk dari sel Merkel, keratinosit, dengan melanosit dan sel Langerhans. Di bawah lapisan Epidermis, terdapat lapisan Dermis. Dermis berisi folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebaceous, kelenjar apokrin, pembuluh limfatik dan pembuluh darah. Lapisan ini terhubung ke lapisan Epidermis dengan membran dasar. Secara struktural, lapisan ini dibagi menjadi dua daerah, yaitu daerah yang berbatasan dengan epidermis yang disebut daerah papiler, dan area dalam tebal dikenal sebagai wilayah reticular. Selanjutnya, terdapat lapisan Hypodermis yang berada di bawah lapisan Dermis. Lapisan ini disebut dengan jaringan Subkutis. Lapisan Hipodermis berfungsi untuk menempelkan kulit ke tulang dan otot yang mendasarinya serta menyuplai dengan pembuluh darah dan saraf. Gabungan dari ketiga lapisan dasar ini rata-rata memiliki tebal 1 mm.

SUBJUNCTIVE

SUBJUNCTIVE
Subjunctive digunkan untuk menyatakan harapan atau keinginan yang tidak terpenuhi atau keadaan yang tidak sesuai dengan kenyataan. (bertentangan dengan fakta)
1. Subjuntive dengan "WISH"
     a. Present situation
         Apabila faktanya dalam bentuk simple present tense maka subjuntive nya dalam bentuk simple                     past tense, dengan menggunakan pola " S + WISH + S + V2 + O +...."
          Contoh
          -   Fact : I am poor 
              Subj  : I wish I were rich
         -    Fact : Ani is stupid
              Subj : Her parents wish she were clever
         -   Fact : They go to school on foot every day
             Subj  : They wish they went to school by car everyday
         -  Fact  : She doesn't love me
         -  Subj  : I wish she loved me

   B. Past Situation
        Apabila faktanya dalam bentuk simple past tense maka subjunctivenya menggunakan past perfect                tense dengan mengitkuti pola " S +WISH+ S + HAD+V3+ O+....
        Contoh
        - Fact  : My father went to makassar last night
          Subj  : I wish my father had not gone to Makassar last night
        - Fact   : She married with my friend two days ago.
          Subj   : I wish she had married with my brother
        - Fact   : We didn't pass the exam
          Subj.  : We wish had passed the exam
         

ASKING AND GIVING PERMISSION


 


ASKING AND GIVING PERMISSION

Asking and Giving Permission adalah ungkapan yang digunakan untuk meminta dan memberi ijin dalam Bahasa Inggris.

Berikut ini kami sajikan contoh ungkapan yang sering digunakan untuk meminta ijin:
        May I come in?
        May I go now?  
        You may borrow three books from the library
        Can I borrow the book ?
        May I look back to the first screen?
        Do you mind if I stand up right here?
        Is it all right if I answer your question at the end ?          
        Dad, can I go to the movies with Tim tonight?

 

Dari contoh di atas, kita dapat melihhat untuk membuat   kalimat meminta ijin(asking for permission)dimulai dengan frasa-frasa berikut ini

  1. May I …?/ Bolehka saya…
  2. Can I …?/dapatkah saya…
  3. Could I …?/Dapatka saya..

Untuk memberikan ijin cukup dengan menngunakan frasa seperti yang disajikan berikut ini
        Yes, you may go
        Certainly /Sure/OK!
        Go ahead! That’s OK

Contoh Percakapan:
Dialog 1
        Eric                  : Mr. Smith, may I go to the bathroom?
        Mr. Smith         : Not right now, Eric. You need to be working on your essay.
        Eric                  : But I really need to go to the bathroom.
        Mr. Smith         : Why didn’t you go during your break?
        Eric                  : I had to go see Mrs. Miller to get help with a math problem.
        Mr. Smith         : Okay, that was a good use of your time. You may go, but come right    back, okay?
        Eric                  : Okay, thank you.
 
Dialog 2
         Daud               : Could I borrow this Novel for 2 weeks
        Jonatan            : Certainly
        Daud                : Thank you, you are very kind
        Jonatan            : Don’t mention it